Induksi
yaitu suatu proses pemikiran di dalam akal kita yang berasal dari pengetahuan
tentang kejadian/peristiwa atau sejumlah fenomenal yang lebih konkret untuk
menurunkannya kepada suatu kesimpulan (inferensi). Karena semua fenomena harus
diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses
penalaran induktif, maka proses penalaran itu juga disebut sebagai suatu corak
berpikir yang ilmiah. Suatu jalan pikiran disebut induksi manakala berupa
penarikan kesimpulan yang umum atas dasar pengetahuan tentang hal-hal yang
khusus agar jalan pikiran seperti itu mencapai kesimpulan yang benar dan pasti.
Proses
penalaran yang induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi yang
berturut-turut akan dikemukakan dalam bagian-bagian berikut, yaitu :
♦
Generalisasi
Yaitu
suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk
menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena
tadi. Generalisasi hanya akan mempunyai makna yang penting jika kesimpulan yang
diturunkan dari sejumlah fenomena tadi bukan saja mencakup semua fenomena itu,
tetapi juga harus berlaku pada fenomena-fenomena lain yang sejenis yang belum
diselidiki. Dalam kenyataannya, data atau fakta yang dipergunakan itu
sebenarnya merupakan generalisasi juga, yang tidak lain dari sebuah hasil
penalaran yang induktif.
Induksi
dan generalisasi sebenarnya mempunyai variasi yang beraneka ragam, sehingga
penjelasan-penjelasan yang cermat kadang-kadang sukar ditampilkan.
♦
Hipotese dan Teori
Hipotese
(hypo=dibawah, tithenai=menempatkan) adalah semacam teori atau kesimpulan yang
diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai
penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain lebih lanjut.
Teori
sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila
dibandingkan dengan hipotese. Teori adalah azas-azas yang umum dan abstrak yang
diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan
fenomena-fenomena yang ada.
Hipotese
merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara mengenai sebab-sebab atau relasi
entara fenomena-fenomena, sedangkan teoti merupakan hipotese yang telah diuji
dan yang dapat diterapkan pada fenomena-fenomena yang relevan atau sejenis.
Dengan
demikian, walaupun hipotese merupakan cara yang baik untuk mempertalikan
fakta-fakta tertentu, suatu waktu hipotese itu dapat ditolak karena fakta-fakta
baru yang dijumpai bertentangan atau tidak lagi menunjang hipotese tadi. Sebab
itu persoalan yang dihadapai adalah bagaimana merumuskan sebuah hipotese yang
kuat.
♦
Analogi
Atau
disebut abalogi induktif adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua
peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa
yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain. Sebab itu
sering timbul salah pengertian antara analogi induktif atau analogi logis
sebagai yang dikemukakan dengan analogi deklaratif atau analogi penjelas yang
termasuk dalam persoalan perbandingan.
Analogi
induktif atau analogi logis sebagai suatu proses penalaran bertolak dari suatu
kesamaan aktual antara dua hal. Berdasarkan kesamaan aktual itu, penulis dapat
menurunkan suatu kesimpulan bahwa karena
kedua hal itu menganddung kemiripan dalam hal-hal yang penting, maka mereka
akan sama pula dalam aspek-aspek yang kurang penting.
♦
Kausal
Sejarah
timbulnya hubungan sebab-akibat/kausal ini, dapat ditelusuri kembali sampai
pada saat mula timbulnya inteligensia manusia. Untuk tujuan praktis, dapat
diterima sebagai dasar bahwa semua peristiwa mempunyai sebab yang mungkin dapat
diketahui, bila manusia berusaha menyelidikinya dan memiliki pengetahuan yang
cukup untuk melakukan penyelidikan itu.
BAYU PRADANA Terima kasih infonya Bang Alfo.. Salam
ReplyDelete