Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik
pembujuk rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui
karakter pembicara, emosional atau argumen (logo).
Titik
tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata dalam
bentuk kalimat kepada seseorang atau kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh
karena itu pembicara itu setua umur bangsa manusia. Retorika berarti kesenian
untuk berbicara baik (Kunst), yang dicapai berdasarkan bakat alam/talenta, dan
keterampilan teknis. Retorika juga sering diartikan sebagai kesenian untuk
berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia.
Kesenian berbicara ini bukan hanya berartu berbicara lancar tanpa jalan pikiran
yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan
berpidato secara singkat, pada, dan mengesankan. Retorika modern mencakup
ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan
yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika modern
adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan
kesanggupan berbicara.
Awalnya
Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog dengan judul 'Grullos' atau Plato
menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan
menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui
pidato, persuader dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan
nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini yang dikatakan Kenneth Burke
(1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan media oral atau tertulis,
bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang jauh sejak retorika naik
sebagai bahan studi di universitas. Dengan ini, ada perbedaan antara retorika
klasik (dengan definisi yang sudah disebutkan diatas) dan praktek kontemporer
dari retorika yang termasuk analisa atas teks tertulis dan visual.
Dalam
doktrin retorika Aristoteles terdapat
tiga teknis alat persuasi politik yaitu deliberatif, forensik dan demonstratif.
Retorika deliberatif memfokuskan diri pada apa yang akan terjadi
dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat sekarang. Retorika
forensik lebih
memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus pada apa yang terjadi pada masa
lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak, pertanggungjawaban atau ganjaran. Retorika demonstartif memfokuskan pada epideiktik, wacana memuji atau penistaan dengan tujuan
memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang, lembaga maupun gagasan.
Dalam
bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang tepat,
pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang
tepat, benar dan mengesankan. Ini berarti orang harus berbicara jelas, singkat,
dan efektif.
Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat, kepada seseorang atau seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Berbicara adalah satu kemampuan husus pada manusia. Oleh karena itu berbicara itu setua umur bangsa manusia. bahasa dan pembicaraan itu muncul, ketika manuia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.
ReplyDeleteBaca juga blog retorika judi