Kekuatan
yang mewarnai dunia yaitu filsafat dan agama, oleh sebab itulah filsafat
bertentangan dengan agama. Selain itu ada juga orang yang
mewarnai dunia, yaitu nabi dan ulama, dan filosof. Agama sebagai pengatur dunia
merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Ada juga orang kuat,
yang kadang-kadang berani mati karena meyakini sesuatu yang diperolehnya dari
hasil pemikirannya, mereka adalah pemikir atau filosof. Agama dan filsafat
adalah dua kekuatan yang mewarnai dunia. Jadi, jika hendak memahami dunia, ia
harus memahami agama dan filsafat yang mewarnai dunia tersebut.
Ø PENGERTIAN AGAMA
Agama
memiliki banyak definisi, tapi dari sekian banyaknya definisi tersebut, dapat
dibagi menjadi 2 kelompok. Pertama yaitu definisi agama yang menekankan segi
rasa iman atau kepercayaan. Kedua yaitu menekankan segi agama sebagai peraturan tentang cara hidup. Dari kedua
kelompok tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa agama adalah sistem
kepercayaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Atau juga
agama merupakan perturan tentang cara hidup, lahir-batin.
Ø PENGERTIAN FILSAFAT
Hatta dan Langeveld
berpendapat bahwa pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan terlebih
dahulu, karena apabila seseorang telah mempelajari filsafat tersebut, maka dia
akan mengerti tentang filsafat menurut pengertiannya sendiri.
Poedjawijatna menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata
Yunani dan Arab. Kata Yunaninya adalah philosophia.
Philosophia terdiri atas philo dan sophia. Philo artinya
cinta dalam arti luas, yaitu ingin; sophia
artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jadi dari arti
tersebut, filsafat dapat dimaksud sebagai ingin mencapai pandai, cinta pada
kebijakan. Filsafat juga dalam arti luas yaitu, keinginan yang mendalam untuk
mendapat kebijakan, atau keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak.
Menurut
Hasbullah Bakry filsafat merupakan
sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang pengetahuan bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia
dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Menurut Plato, filsafat merupakan
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli. Menurut Aristoteles filsafat merupakan pengetahuan yang meliputi kebenaran
yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan
estetika. Menurut Al-Farabi filsafat
merupakan pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
Menurut Pythagoras filsafat dinilai
sebagai the love for wisdom, manusia
yang paling tinggi nilainya adalah manusia pecinta kebijakan(lover of wisdom). Menurut Immanuel Kant filsafat merupakan
pengetahuan yang menjadi pokok pangkal segala pengetahuna yang tercakup di
dalamnya empat persoalan:
-Apa yang dapat
diketahui? (Metafisika)
-Apa yang seharusnya
diketahui? (Etika)
-Sampai dimana harapan
kita? (Agama)
-Apa itu manusia?
(Antropologi)
Menurut
Bertrand Russel filsafat adalah
sebagai the attemp to answer ultimate
question critically. Menurut Mulder filsafat merupakan pemikiran teoritis
tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan. Menurut William James filsafat merupakan a collective name for question which have not been answered to the
satisfaction of all that have asked them.
Perbedaan
tentang pengertian filsafat tersebut karena perbedaan keyakinan hidup yang
mereka anut. Kemudian karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan
beberapa pengetahuan khusus memisahkan diri dari filsafat. Kesulitan membuat
definisi filsafat juga berarti sulitnya memahami apa itu filsafat. Penyebabnya
yaitu karena pengertian filsafat berkembang dari masa ke masa, kemudian karena
pengertian filsafat itu berbeda antara satu tokoh dengan tokoh yang lainnya,
dan karena kata filsafat itu telah dipakai untuk menunjuk bermacam-macam objek
yang sesungguhnya berbeda.
v Pengertian
Filsafat Berkembang dari Masa ke Masa
Mula-mula
filsafat diartikan sebagai the love of
wisdom atau love for wisdom,
yaitu sifat orang yang ingin atau cinta pada kebijakan dan kerja seseorang yang
berusaha menjadi orang yang bijak.
Menurut
Aristoteles pengertian fisafat sangat umum dan luas sekali, sehingga definisi
tersebut tidak dapat dipahami oleh para pelajar zaman sekarang.
Perkembangan
selanjutnya memperlihatkan jika pengertian filsafat mulai menyempit, yaitu
lebih menekankan pada latihan berpikir untuk memenuhi kesenangan intelektual.
Tugas filsafat pada saat ini menurut Russel, yaitu untuk menjawab pertanyaan
yang tinggi, yaitu pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh sains.
v Pengertian
Filsafat Sering Berbeda Antara Tokoh yang Satu dengan yang Lain
Perbedaan
ini disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat, oleh pengaruh lingkungan dan
pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri.
Keyakinan hidup seorang tokoh filsafat dan keadaan ia beragama, akan selalu
tersalurkan ke dalam kata-kata yang digunakannya untuk menjelaskan pengertian
filsafat.
Ø APA YANG MENDORONG TIMBULNYA FILSAFAT
Pertama,
dongeng dan takhayul dapat menimbulkan filsafat. Diantara orang-orang ada yang
tidak percaya begitu saja. Ia kritis ingin mengetahui kebenaaran dongeng itu
dan dari situ timbul filsafat. Kedua, keindahan alam besar, terutama ketika
malam hari, menimbulkan keinginan pada orang-orang untuk mengetahui rahasia
alam itu. Menurut Beerling, filsafat timbul karena ketakjuban menyaksikan
keindahan dan kerahasiaan alam semesta ini, lantas menimbulkan keinginan untuk
mengetahuinya. Pertanyaan yang dalam, yang bobotnya berat itulah yang akan
menimbulkan filsafat bila jawabannya diberikan secara serius.
Pada
zaman modern sekarang, penyebab timbulnya pertanyaan adalah kesangsian. Sangsi
itu setingkat di bawah percaya dan setingkat di atas tidak percaya. Bila
manusia menghadapi suatu pertanyaan, ia mungkin percaya dan ia mungkin tidak
percaya. Sangsi menimbulkan pertanyaan. Pertanyaan menyebabkan pikiran bekerja
dan kemudian menimbulkan filsafat. Jadi, rasa ingin tahu itulah pada dasarnya
penyebab timbulnya filsafat. Ingin tahu muncul dalam bentuk pertanyaan, dan
pertanyaan menimbulkan filsafat.
Ø MACAM-MACAM PENGETAHUAN MANUSIA
Pengetahuan adalah
keadaan tahu dan semua yang diketahui.
Pertama yaitu
pengetahuan sains. Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang logis dan didukung
oleh bukti empiris/bukti nyata. Pengetahuan sains mempunyai paradigma dan
metode tertentu. Paradigmanya dapat disebut paradigma positif dan metodenya
disebut metode ilmiah. Objek yang dapat diteliti oleh pengetahuan sains
hanyalah objek empiris, sebab ia harus menghasilkan bukti empiris.
Kedua
yaitu pengetahuan filsafat. Kebenarannya hanya dipertanggungjawabkan secara
logis, tidak secara empiris. Paradigmanya logis dan metodenya pikiran.
Ketiga yaitu
pengetahuan mistis. Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat
dibuktikan secara empiris dan tidak juga secara logis. Paradigmanya mistis dan
metodenya metode latihan. Objeknya abstrak supralogis/metarasional dan ukuran
kebenaran ditentukan oleh rasa, yakin, kadang-kadang empiris.
Ø FAEDAH MEMPELAJARI FILSAFAT
Ada
empat macam faedah mempelajari filsafat, yaitu; agar terlatih berpikir serius,
agar mampu memahami filsafat, agar mungkin menjadi filosof, dan agar menjadi
warga negara yang baik.
Berfilsafat
ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan
pemikiran secara serius. Kemampuan berpikir serius diperlukan oleh orang biasa,
penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangun
dunia. Beelajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan
berpikir serius. Dengan dimilikinya kemampuan berpikir serius, seseorang
mungkin saja mampu menemukan rumusan baru dalam penyelesaian masalah dunia.
Ø CARA MEMPELAJARI FILSAFAT
Harus
diketahui bahwa isi filsafat itu amatlah luas, oleh karena itu ada tiga macam
metode mempelajari filsafat, yaitu; metode sistematis, metode historis, dan
metode kritis.
Metode sistematis
berarti pelajar menghadapi karya filsafat,misalnya mula-mula mempelajari teori
pengetahuan,lalu teori hakikat, dan teori nilai. Dengan metode ini, perhatian
kita terpusat pada isi filsafat, bukan pada tokoh ataupun pada periode.
Metode historis
digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat dengan cara mengikuti
sejarahnya, sejarah pemikiran. Dalam menggunakan metode historis, pelajar dapat
pula menempuh cara lain, yaitu dengan cara membagi babakan sejarah filsafat.
Misalnya, mula-mula mempelajari filsafat kuno, lalu filsafat abad pertengahan ,
lalu abad modern. Mempelajari filsafat dengan metode ini berarti mempelajari
filsafat secara kronologis.
Metode kristis digunakan
oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Pelajar haruslah
sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Langkahnya yaitu memahami
isi ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan kritiknya.
Ø OBJEK PENELITIAN FILSAFAT
Tujuan
berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Isi filsafat ditentukan
oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filosof adalah
segala yang ada dan yang mungkin ada. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini
disebut objek materia, yaitu segala yang ada dan mungkin ada tadinya.
Selain objek materia,
ada lagi objekforma, yaitu sifat penyelidikan. Objek forma filsafat adalah
penyelidikan yang mendalam, artinya ingin tahunya filsafat adalah ingin tahu
bagian dalamnya. Berpikir tanpa dukungan data disebut berpikir spekulatif,
inilah filsafat.
Ø SISTEMATIKA FILSAFAT
Sistematika
filsafat disebut juga struktur filsafat. Dalam garis besarnya, filsafat dibagi
dalam tiga cabang besar, yaitu teori pengetahuan , teori hakikat, dan teori
nilai, yaitu pemikiran filosof tentang nilai.
Teori pengetahuan pada
dasarnya membicarakan cara memperoleh pengetahuan. Teori haikat membahas semua
objek, hasilnya adalah pengetahuan filsafat. Dan teori nilai atau disebut
aksiologi, membicarakan guna pengetahuan tadi.
Teori pengetahuan
membicarakan cara memperoleh pengetahuan, disebut epitemologi. Teori hakikat
membicarakan pengatahuan itu sendiri, disebut ontologi.
Dan teori nilai
membicarakan guna pengetahuan itu, disebut aksiologi.
Ø EPISTEMOLOGI
Epistemologi
membicarakan sumber pengetahuan dan bagaiman cara memperoleh pengetahuan.
Istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F.
Ferrier pada tahun 1854. Pengetahuan diperoleh manusia melalui berbagai cara
dan dengan menggunakan berbagai alat. Ada beberapa aliran yang berbicara
tentang hal ini.
v Empirisme
Berasal
dari kata Yunani empeirikos yang
berasal dari empeiria, yaitu pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya. John Locke, bapak aliran ini mengemukakan
teori tabula rusa, yaitu bahwa
manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi
jiwa yang kosong itu, dan ia pun memiliki pengetahuan.sesuatu yang tidak dapat
diamati oleh indera bukanlah pengetahuan yang benar. Jadi, pengalaman indera
itulah sumber pengetahuan yang benar.
Kelemahan
aliran ini pertama yaitu, indera terbatas. Benda yang jauh terlihat kecil,
padahal benda tersebut tidak kecil. Kedua yaitu, indera menipu. Orang yang
sakit malaria, gula rasanya akan pahit, padahal tidak. Ketiga yaitu objek yang
menipu, seperti ilusi dan fatamorgana. Keempat yaitu berasal dari indera dan
objek sekaligus. Seperti, indera tidak bisa melihat binatang secara keseluruhan
dan binatang tersebut tidak bisa memperlihatkan tubuhnya secara keseluruhan.
v Rasionalisme
Menurut
aliran ini, akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar
diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan akal menangkap objek. Rene Descartes ialah Bapak aliran ini.
Rasionalisme tidak
mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan; pengalaman indera
diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan
akal dapat bekerja. Akal bekerja karena ada bahan dari indera. Akal dapat juga
menghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali,
jadi akal dapat juga menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul-betul
abstrak. Akal hanya sanggup memikirkan sebagian dari objek. Manusia mampu menangkap
keseluruhan objek hanyalah dengan intuisi. Kerja sama empirisisme dan
rasionalisme ini melahirkan metode sains.
v Positivisme
Tokohnya
yaitu August Comte. Ia berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam
memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat
dengan eksperimen. Kekeliruan indera akan dapat dikoreksi lewat eksperiman.
Kebenaran diperoleh dengan akal, didukung bukti empiris yang terukur. Jadi
posotivisme hanya menyempurnakan emperisisme dan rasionalisme yang bekerja
sama. Ia menyempurnakan metode ilmiah dengan memasukkan perlunya eksperimen dan
ukuran-ukuran.
v Intuisionisme
Tokohnya
yaitu Henri Bergson, berpendapat bahwa indera dan akal juga terbatas,
objek-objek yang ditangkap adalah objek-objek yang selalu berubah. Akal hanya
mampu memahami bagian-bagian dari objek, kemudian bagian-bagina itu digabungkan
oleh akal. Itu tidak sama dengan pengetahuan menyeluruh tentang objek itu.
Dengan
menyadari keterbatasan indera dan akal, Bergson mengembangkan satu kemampuan
tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu intuisi. Kemampuan ini mirip dengan
instinct, tetapi berbeda dalam kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan
kemampuan ini memerlukan suatu usaha. Kemampuan inilah yang dapat memahami
kebenaran yang utuh, yang tetap, yang unique. Intuisi ini menangkap objek
secara langsung tanpa melalui pemikiran dan dapat menghasilkan pengetahuan yang
utuh, tetap.
Dari sini dapat
diketahui bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan tiga cara, yaitu cara
sains, cara filsafat, dan cara latihan rasa/intuisi. Secara umum semua
pengetahuan itu sebenarnya diperoleh dengan cara berpikir benar.
Ø ONTOLOGI
Dinamakan
teori hakikat/ontologi karena objek-objek itu dipikirkan secara mendalam sampai
pada hakikatnya. Nama lain teori hakikat adalah teori tentang keadaan. Hakikat
adalah realitas, yaitu kenyataan sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan
keadaan sementara atau keadaan menipu, bukan keadaan yang merubah.
Dalam membicarakan
realitas benda-benda, muncul 5 aliran, yaitu materialisme, idealisme, dualisme,
skeptisisme, dan agnostisisme.
Menurut materialisme, hakikat benda adalah
materi, benda itu sendiri. Bagi mereka, roh, jiwa, itu malahan tidak diakui
adanya, tentu saja termasuk Tuhan.
Bagi aliran idealisme, hakikat benda adalah rohani dan
sebagainya. Alasannya adalah nilai roh lebih tinggi daripada badan, manusia
lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya, dan materi adalah
kumpulan energi yang menempati ruang; benda tidak ada, yang ada energi itu
saja.
Aliran dualisme, merupakan hakikat pada benda
itu ada dua, material-imaterial, benda-roh, jasad dan spirit.
Dari sini penganut skeptisisme berpendapat; diragukan
apakah manusia mampu mengetahui hakikat benda, mungkin dapat, mungkin tidak.
Dan aliran agnotisisme menyerah sama sekali.
Mereka berpendapat bahwa manusia tidak dapat mengetahui hakikat benda.
Kosmologi
adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakikat asal, susunan, tujuan alam
besar(kosmos). Teori kosmologi bukanlah teori astronomi. Astronomi adalah sains
dan kosmologi adalah filsafat. Tetapi antropologi ada yang sains dan ada yang
filsafat.
Theodicea/theologia membicarakan Tuhan dari segi pikiran(awal); untuk
membedakannya dari pembicaraan Tuhan dari segi wahyu atau iman, yang pertama
itu sering disebut naturalis(membicarakan Tuhan dari segi akal).
Teisme
adalah paham yang menyatakan bahwa Tuhan ada.
Monoteisme adalah
yang mengajarkan bahwa Tuhan itu esa.
Triniteisme
adalah bahwa Tuhan itu satu, tetapi beroknum tiga.
Politeisme
mengajarkan bahwa Tuhan itu banyak dan mempunyai tugas dan wewenang sendiri.
Panteisme
mengajarkan bahwa antara Tuhan dan alam tidak ada jarak; Tuhan itu adalah alam
ini. Spinoza mengatakan alam yang menjadikan dan alam ayng dijadikan.
Panenteisme
mengajarkan bahwa Tuhan adalah kesadaran jagat raya, tidak menyatukan Tuhan
dengan alam seperti panteisme.
Ateisme
mengajarkan bahwa Tuhan tidak ada. Orang yang mengatakan Tuhan tidak ada karena
ketidaktahuan, tidak termasuk ateis. Ateisme adalah anak dari materialisme.
Agnostisisme
adalah paham ketuhanan yang terletak antara teisme dan ateisme. Mereka itu
bertuhan tidak dan tidak betuhan juga tidak. Mereka menganggap bahwa manusia
tidak mampu mengetahui hakikat Tuhan.
Filsafat agama
membicarakan hal-hal umum yang terdapat di dalam semua agama.
v Logika
Logika
membicarakan norma-norma berpikir benar agar diperoleh dan terbentuk
pengetahuan yang benar. Ada dua macam logika, yaitu logika formal dan logika
material. Logika formal adalah logika yang memberikan norma berpikir benar dari
segi bentuk(form) berpikir. Logika formal adalah logika bentuk. Logikanya
adalah agar diperoleh pengetahuan yang benar, maka bentuk berpikirnya harus
benar.
Suatu
kesimpulan dikatakan benar apabila isi kesimpulan itu sesuai dengan objeknya,
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Logika formal atau logika saja membicarakan
masalah pengertian, putusan, dan penuturan.
Membentuk pengertian
adalah dengan jalan abstraksi; ini suatu istilah yang sering sekali dianggap
sulit. Membentuk pengertian adalah dengan cara membuat gambaran dalam jiwa kita
tentaang objek itu dengan membuang seluruh ciri aksidensinya. Bila suatu objek
kita buang ciri aksidensinya, maka yang tertinggal adalah ciri esensinya, dan
itulah pengertian objek.
Ciri esensi adalah ciri
yang menunjukkan bahwa ia adalah ia, ciri yang menunjukkan ke-ada-annya. Ciri
esensi adalah ciri yang tidak boleh tidak ada pada objek itu, bila salah satu
ciri esensinya hilang maka objek itu bukan objek itu lagi.
Ciri aksidensi adalah
ciri pelengkap, sifat yang melekat pada esensi objek. Suatu objek yang hanya
disebut ciri esensinya, ia abstrak untuk menjadikannya kongkret harus
ditambahkan ciri aksidensinya.
Cara membentuk
pengertian adalah dengan mengenali ciri esensi objek dan membuang ciri
aksiddensinya. Menurut Gazalba, macam-macam ciri aksidensi:
-
Sifat, Jumlah,
Hubungan, Aksi, Pasivitas, Isi, Waktu, Situasi, dan Tempat.
Selanjutnya tugas logika adalah membentuk pengertian
itu menjadi definisi dan memindahkannya ke dalam kalimat, menuliskannya atau
mengucapkannya. Rumusan definisi itu harus benar-benar mewakili pengertian
objek yang ada di dalam jiwa kita. Definisi adalah penyebutan seluruh ciri
esensi suatu objek dengan membuang seluruh ciri aksidensinya. Ada empat syarat
definisi yang benar:
-
Ciri esensi yang
disebut tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang.
-
Tidak memakai
kata yang berulang-ulang.
-
Tidak perkataan
yang terlalu umum.
-
Tidak memakai
kata negatif.
Kegiatan memutuskan harus mempertimbangkan beberapa
hal berikut:
-
Menguasai
struktur kalimat.
-
Menyadari mana
esensi dan mana aksidensi.
-
Mengetahui mana
esensi dan man aksidensi yang telah menjadi aksidensi untuk objek yang lebih
khusus.
-
Memahami pola
putusan.
Dilihat dari segi jumlah ada dan dilihat dari segi
hubungan subjek-predikat.
Putusan adalah pengetahuan yang dibentuk dari pengertian-pengertian
yang dihubungkan. Penuturan adalah putusan baru yang dibentuk dari
putusan-putusan yang telah ada. Membuat putusan baru tersebut disebut
menuturkan. Di dalam penuturan digunakan dua metode; deduksi dan induksi.
Metode deduksi, bila penuturan
dilakukan dari putusan umum membentuk putusan khusus. Metode induksi, bila
penuturan yang dimulai dari yang khusus ke yang umum. Salah satu bentuk induksi
yang terkenal dalam logika adalah silogisme. Bila putusan ditarik dari dua
putusan yang tersedia, penuturan itu disebut silogisme, bila ditarik dari satu
putusan, itu disebut penuturan langsung, bila ditarik lebih dari dua putusan,
penuturan ini disebut induksi. Silogisme adalah cara menuturkan dengan
menggunakan dua putusan.
Prinsip(ia,ium)
adalah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan. Aristoteles mengemukakan tiga
pola yang dianggap principium; principium identitatis, principium
contradictoris, principium exclusi tertii.
Principium identitatis(prinsip persamaam) mengajarkan bahwa sesuatu hanya
sama dengan sesuatu itu saja. Principium
contradictoris(prinsip pertentangan), hanya menegaskan prinsip pertama. Principium exclusi tertii(prinsip
menolak kemingkinan ketiga), mengajarkan bahwa bila dua putusan bertentangan,
hanya mungkin kedua-duanya salah atau satu yang benaar, tidak mungkin ada
kebenaran ketiga.
Logika
mengajarkan kejujuran, konsistensi, dalam hidup, logika bukan saja berisi
aturan berpikir benar. Logika tidak menyelesaikan seluruh persoalan, maka
diperlukanlah metode dialektika. Dialektika sejajar dengan logika, bukan bagian
dari logikan. Dialektika tidak menyangkal keunggulan logika. Dialektika
diperlukan karena banyak masalah yang dihadapi manusia yang tidak dapat
diselesaikan oleh logika. Tidak sama dengan logika, dialektika menggunakan tesis-antitesis-sistesis
boleh dalam jumlah yang tidak terbatas.
v Etika
Beberapa teori tentang
niali baik-buruk(etika):
Dalam Islam
nilai(etika) dibagi menjadi lima bagian, yaitu baik sekali, baik, netral,
buruk, dan buruk sekali. Teori baik-buruk dari hedonisme mengajarkan bahwa
sesuatu dianggap baik bila mengandung hedone(kenikmatan) bagi manusia. Bagi
vitalisme, baik-buruk ditentukan oleh ada atau tidak adanya kekuatan hidup yang
dikandung oleh objek yang dinilai. Utilitarianisme menyatakan bahwa yang baik
adalah yang berguna. Utilitarianisme terbagi dua, yaitu utilitarianisme pribadi
dan sosial. Menurut Bentham etika harus memperhitungkan jumlah kenikmatan
dikurangi jumlah penderitaan tentang hasil perbuatan. Pada pragmatisme, prinsip
yang diajarkan adalah yang baik yang berguan secara praktis dalam kehidupan.
Tokoh utamanya adalah Charles P. Peirce, William James, dll.
v Estetika
Teori lama tentang
keindahan bersifat metafisis, teori mmodern bersifat psikologis. Menurut Plato,
keindahan adalah realitas yang sungguh-sungguh, suatu hakikat yang abadi, tidak
berubah. Bagi Plotinus, keindahan adalah pancaran akal Ilahi, bila Ilahi
memancarkan diri-Nya atau memancarkan sinar-Nya, maka itulah keindahan. Dalam
Islam disebut bahwa Tuhan itu indah dan mencintai keindahan. Kant berpendapat
bahwa indah itu sifat objek. Aljisr berpendapat bahwa nilai berada pada objek.
Oleh karena itu, anak dan orang dewasa, orang pintar dan bodoh, dapat mempunyai
nilai yang sama terhadap indahnya bunga, indahnya kicau burung, dan sebagainya.
Unsur yang membangun keindahan yaitu ketelitian, kelurusan, keseimbangan,
keserasian, dan koordinasi.
Ø AKSIOLOGI
Filsafat sebagai
kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
Filsafat sebagai philosophy of life gunanya adalah untuk petunjuk dalam
menjalani kehidupan, lebih singkat lagi, untuk dijadikan agama. Filsafat
sebagai methodology dalam memecahkan masalah.
Dalam hidup ini kita
menghadapi banyak masalah. Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan dijalani
lebih enak bila masalah-masalah dapat diselesaikan. Ada banyak cara
menyelesaikan masalah mulai dari cara yang sederhana sampai dengan cara yang
amat rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana, biasanya masalah tidak
terselesaikan secara tuntas. Penyelesaian yang rumit itulah biasanya yang dapat
menyelesaikan masalah secara tuntas.
Sesuai dengan sifat
filsafat, ia menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal. Penyelesaian
masalah secara mendalam artinya ia menyelesaikan masalah dengan cara pertama-tama
mencari penyebab yang paling awal munculnya masalah. Universal artinya melihat
masalah dalam hubungan seluas-luasnya.